lazada

Sayang Dalam Kacamata Islam

      Bulan Februari sering dianggap sebagai bulan kasih sayang. Biasanya karena bulan itu dikaitkan dengan tangga 14 Februari yang diperingati oleh sebagian masyarakat dunia sebagai hari kasih sayang atau yang populer disebut Hari Valentine. Di bulan itu, berbagai jargon-jargon atau simbol-simbol Hari Valentine banyak kita temukan di berbagai tempat keramaian seperti hotel, mall, tempat-tempat hiburan dan tempat-tempat lainnya. Sementara itu, di berbagai belahan dunia, terutama di negara Barat, ada banyak sekali orang yang turut merayakan hari tersebut.
     Seiring dengan berkembangnya era modern, budaya perayaan Hari Valentine ini semakin menyebai seiring dengan promosi besar-besaran di berbagai media seperti Televisi, majalah, koran, internet dan buku-buku dan sebagainya. Sehingga orang-orang dari berbagai agama seakan punya bahasa persatuan di hari itu, yaitu pesta kasih sayang yang sering menjurus kepada tabiat pengumbaran syahwat.
     Berbagai tradisi telah muncul dari Hari Valentine ini. Melulai dari perhe;atan pesta, tradisi saling bertukar kado ataupun cokelat. Bahkan yang sangat memprihatinkan lagi adalah bahwa hari kasing sayang ini dianggap sebagai kebebasan mengekspresikan cinta hingga tak sedikit yang akhirnya menjurus kepada pesta syahwat.
Sejarah Valentine
     Pada tanggal 14 Februari 270 M, Valentine dibunuh karena dianggap melawan penguasa Romawi yang pada waktu itu diperintah oleh Raja Claudius II (268 - 270 M). Valentine sebenarnya adalah seorang dermawan. Maka ia diberi gelar Saint atau Santo (St). Untuk mengagungkan St.Valentine yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cobaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai 'upacara keagamaan'.
     Tetapi sejak abad 16 M, upacara keagamaan tersebut mulai bergeser menjadi bukan perayaan hari keagamaan. Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut Supercalis yang jatuh pada tanggal 15 Februari. Setelah orang Romawi itu masuk agama Nasrani, pesta Supercalis kemudian dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine.
     Penerimaan upacara kematrian St. Valentine sebagai hari kasih sayang juga dikaitkan dengan kepercayaan orang Eropa. Bahwa waktu musim semi yaitu pada bulan Februari, burung-burung berkumpul untuk mencari pasangan masing-masing. Kemudian dari sanalah bulan Februari dan perayaan hari kematian St. Valentine itu dihubungkan dengan kasih sayang.
     Sayangnya, sekilas sejarah Hari Valentine ini jarang diketahui oleh sebagian besar masyarakat kita. Terutama kaum muda yang suka merayakannya. Ditambah lagi, setelah mereka tidak tahu sejarahnya, mereka pun kurang waspada pada efek buruk kerusakan budaya yang ditimbulkan dari kebiasaan buruk perayaan Hari Valentine tersebut. Sebab bukan tidak mungkin tradisi Hari Valentine itu merupakan strategi penghancuran moralitas masyarakat Indonesia yang dikemas lewat jargon atau simbol cinta dan kasih sayang.
Islam dan Kasih Sayang
     Lantas bagaimana "kasih sayang" dipandang oleh Islam? Islam adalah agama rahmatan lil'alamin, yang senantiasa menjunjung tinggi rasa kasih sayang manusia serta seluruh makhluk semesta alam. Khusus bagi sesama orang beriman, Islam menyatakan bahwa orang-orang yang beriman itu ibarat satu tubuh. Sebagaimana diungkapkan oleh Nabi Muhammad SAW : perumpamaan orang-orang mukmin dalam cinta, kasih sayang dan kelembutan hati mereka adalah seperti satu tubuh. Apabila satu anggota tubuh menderita sakit, tersakanlah sakit tersebut di seluruh tubuh hingga tidak bisa tidur dan panas (HR. Bukhari dan Muslim).
     Ajaran untuk kasih sayang dalam Islam juga tergambar dari kehidupan Nabi Muhammad SAW, dengan keluarga, para sahabat maupun kepada kaum non-Muslim sekalipun. Sebagai contoh misalnya ketika peristiwa hijrah dari Makkah ke Yastrib (Madinah). Saat itu kaum Anshor berlomba-lomba untuk menyambut kaum Muhajirrin. Mereka, kaum Anshor , dengan sangat ikhlasnya rela menyediakan diri dan harta kekayaannya bagi kaum Muhajirrin tersebut.
     Pada peristiwa itu Rasulluah SAW, membantu menciptakan ikatan yang kuat antara empat puluh lima orang Muhajirrin dan tuan rumah mereka. Caranya adalah dengan menempatkan setiap Muhajirrin ke dalam keluarga tertentu di Madinah. Karena itu, setiap Muhajirrin dianggap sebagai anggota keluarga yang ditempatinya. Mereka bersama-sama berbagi kesedihan dan penderitaan. Bahkan mereka diperbolehkan untuk menjadi ahli waris satu sama lain. Namun kemudian, dicabut dengan sebuah ayat al-Qur'an yang membatasi ahli waris hanya kepada kerabat yang memiliki hubungan darah.
     Rasa kasih sayang juga ditunjukkan oleh salah satu kaum Anshor yang kaya yang bernama Sa'ad bin Rabi'ah yang dipertemukan dengan Muhajirrin yaitu Abdurrahman bin Auf. Sa'ad bin Rabi'ah tidak hanya menawarkan setengah kekayaannya kepada Abdurrahman bin Auf, tapi juga menawarkan salah seorang istrinya untuk dinikahi. Namun Abdurrahman bin Auf tidak memanfaatkan kebaikan tuan rumahnya dan hanya minta diberitahukan di mana letak pasar berada.
     Allah SWT sendiri juga mempunyai sifat kasih dan sayang, yaitu Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Keduanya, yang berarti bahwa Allah SWT adalah Mahakasih dan Mahasayang, tidak bisa diragukan lagi. Itulah mengapa dalam Islam selalu ditekankan adanya sifat kasih dan sayang. Hanya saja, yang tidak diperbolehkan dalam Islam adalah praktek atau cara menerapkan kasih dan sayang tersebut dengan hal-hal yang salah seperti praktek perzinahan, perilaku seks bebas, berhubungan seks dengan sesama jenis, dan sebagainya.
     Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan Hari Valentine yang jatuh pada tanggal 14 Februari kemarin, perlu kiranya ditegaskan di dalam diri kita. Bahwa sebelum kita ikut-ikutan melakukan sesuatu yang belum jelas, sebaiknya kita tanyakan dulu kepada ahlinya. Bila tidak, akan lebih arif bila kita bertanya kepada diri kita sendiri, apakah hal itu akan membawa kebaikan, kemanfaatan, keunggulan untuk semua pihak.
     Allah SWT berfirman ; dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya (QS. Al-Isra' : 36).
Wallahu a'lam. 
 
 
 
 
 

2 Responses to "Sayang Dalam Kacamata Islam"

  1. Artikal yang insya Alloh sangat bermanfaat... :)
    Salam bLogger Bro...
    Oia, udah saya pasang Link bLog Sobat... silahkabn dicek di WidgetBlog Sobat Ane,
    Oia, kalo boleh Nama Link bLog Ane diganti SANG PEMBELAJAR aja... Thanks...

    ReplyDelete
  2. oke gan sama2. siap ane pasang blog agan di blog sobat :)

    ReplyDelete

Terima kasih telah berkunjung ke Blog saya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi semuanya. :)

PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork

Pengunjung

Free Page Rank Tool Flag Counter

Lisensi Hak Cipta

Lisensi Creative Commons
Sebuah Coretanku disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 4.0 Internasional.
Berdasarkan ciptaan pada www.hendie23.com. Protected by Copyscape Web Copyright Protection Software
MyFreeCopyright.com Registered & Protected
DMCA.com

Mengenai Saya