Dua konsep penting dalam audit laporan keuangan
adalah materialitas, dan resiko audit. Kesua konsep ini dipertimbangkan untuk
menentukan sifat atau jenis, saat, dan luas prosedur audit. Kedua konsep ini
tercermin dalam laporan audit bentuk baku.
Materialitas
dan resiko audit harus dipertimbangkan baik dalam perencanaan audit maupun
pengevaluasian akhir apakah laporan keuangan secara keseluruhan disajikan
secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
Materialitas
merupakan besarnya salah saji yang dapat mempengaruhi keputusan pemakai
informasi. Laporan keuangan mengandung salah saji material apabila laporan
keuangan tersebut mengandung salah saji yang dampaknya, secara individual atau
keseluruhan, cukup signifikan sehingga dapat mengakibatkan laporan keuangan
tidak disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berterima umum.
Materialitas
terbagi dua tingkat yakni tingkat laporan keuangan, dan tingkat saldo akun.
Akun-akun yang secara individual tidak material bila diakumulasikan dapat
menjadi material secara kumulatif pada tingkat laporan keuangan.
Resiko
audit adalah resiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadarinya, tidak
memodifikasi sebagaimana mestinya pendapatnya atas suatu laporan keuangan yang
mengandung salah saji material. Resiko audit tidak sama dengan resiko usaha.
Resiko usaha akan tetap ada walau audit sudah dilakukan dengan semestinya.
Resiko
audit dipertimbangkan agar audit dapat merancang prosedur audit secara efisien dan
efektif. Prosedur audit yang dirancang tersebut digunakan untuk menghimpun
bukti audit kompeten yang cukup.
Tipe
resiko audit ada dua yaitu resiko I dan resiko tipe II. Sementara komponen
resiko audit ada tiga yakni resiko bawaan, resiko pengendalian, dan resiko
deteksi. Selanjutnya resiko deteksi terbagi lagi atas review analitis, dan resiko tes substantive. Selain itu, resiko
audit dapat pula dibagi atas resiko sampling dan resiko non sampling.
Hubungan
antara komponen resiko audit digambarkan dalam suatu model yaitu DR = AR:(IR X
CR). Resiko tersebut dapat pula disajikan dalam bentuk matriks komponen resiko
audit. Hubungan antara resiko audit dengan bukti mempunyai sifat terbalik.
Semakin tinggi resiko audit dan resiko deteksi, semakin sedikit bukti yang
diperlukan. Sementara resiko bawaan dan resiko pengendalian berhubungan searah
dengan kecukupan bukti.
Resiko
audit perlu diusahakan serendah mungkin . Oleh karena itu, auditor perlu
membuat strategi pendahuluan dalam auditnya. Strategi yang dapat dipilih adalah
primarily substantive approach dan lower level of control risk approach.
Auditor mempunyai tanggung jawab
atas kecurangan yang mungkin terjadi dalam perusahaan auditan sehingga dalam
melakukan proses audit auditor harus mempertimbangkan besarnya resiko audit.
0 Response to "Materialitas, Resiko, dan Strategi Audit Pendahuluan"
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung ke Blog saya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi semuanya. :)